Friday 20 July 2012

Mengikuti Perkembangan Bayi Agar Optimal


Mengikuti Perkembangan Bayi Agar Optimal

Mengamati Perkembangan Bayi di rumah adalah hal yang menyenangkan dari mulai masih baru lahir, merangkak hingga bisa berjalan.
Orang tua manapun ingin momen-momen tersebut tidak di lewatkannya, bahkan terkadang pekerjaan yang menumpuk di kantor rela untuk di tinggalkan lebih cepat agar bisa bertemu dengan buah hatinya.

Apa anda ingin tahu seperti apa tahapan detil perkembangan bayi dari usia 0 hingga 5 tahun?

Pada usia 0-1 bulan

Pertumbuhan Bayi mulai menunjukkan perilaku pemicu kasih sayang, menangis, meringkuk, mendekut, Mengangkat kepala, Tangan terkepal erat, Menangis, mendengkur, tersenyum, menangis di saat tidur, penglihatan masih buram , Tidur, bangun, makan, secara tidak menentu, Tingkah lakunya lebih sering dilakukan secara refleks.

Pada usia 2 bulan

Bayi Terhubung secara visual dengan bunda, lengan dan kaki relaks. Mulai senang berkomunikasi, protes bila kebutuhannya tidak terpenuhi, memberi isyarat. Membuat asosiasi bahwa tangisan berarti digendong atau disusui.

Pada usia 2-24 bulan

Hampir memiliki kemiripan pada pola dan kebiasaan saat memberikan respon untuk berkomunikasi dengan orang di sekitar.

Pada usia 3 tahun

Berdiri dengan satu kaki, senang bermain air.

Pada usia 4-5 tahun

Pada usia 4 tahun senang Berlari, melompat, memanjat, naik sepeda roda tiga dan menanyakan sederet pertanyaan setiap hari sedang pada saat perkembangan bayi di usia 5 tahun, seringmelompat dengan satu kaki, memanjat, bermain sepatu roda, bermain sepeda.
Merupakan fase pertumbuhan bayi yang cukup mengagumkan saying memang untuk dilewatkan. Bayi adalah anugrah yang begitu memberikan rasa bahagia kepada orang tuanya. Pertumbuhan bayi terkadang juga memang harus mengorbankan waktu senang anda sebagai ibu, karena pada masa perkembangan bayi tersebut anda akan di tuntut untuk selalu memberikan perhatian ekstra setiap saat.
Dari kesehatannya, kebutuhannya dan apapun yang diinginkannya. Orang tua sebaiknya sebisa mungkin memberikan apa yang diinginkan si bayi karena hal tersebut juga sangat berdampak pada tumbuh dan perkembangan bayi secara optimal. Perkembangan bayi yang optimal akan memberikan rasa puas kepada kita sebagai orang tua, berikan mereka yang terbaik sesuai kebutuhan bayi yang terjaga.

Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan


Mengenali Tahapan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan

Sangatlah penting mengetahui Perkembangan Bayi anda dari awal kelahirannya. Di awal-awal pertambahan usianya dari hari ke hari & bulan ke bulan dilalui dengan perkembangan aktivitas yang dilakukannya.
Bayi pada umumnya bertumbuh dan berkembang, seiring dengan pertambahan umur. Tahapan demi tahapan yang  dilalui sesuai umur mereka ditandai lewat kemajuan aktivitas yang diperlihatkannya. Itu menunjukkan bahwa mereka bertumbuh dan berkembang.
Untuk itu anda perlu mengenali tahapan demi tahapan untuk mengetahui perkembangan bayi sesuai usianya. Jika di salah satu tahapan ada yang tidak dilalui, anda perlu waspadai, karena ini sangat berpengaruh pada tumbuh kembang si bayi tersebut
Perkembangan bayi merupakan bagian dari kecerdasan, mencakup kemampuan perseptual, gerakan tubuh/motorik, kognitif, dan keterampilan sosial. Meskipun demikian, tahap  perkembangan bayi berbeda-beda di setiap bayi. Perbedaan yang sedikit dalam tingkat kecepatan perkembangan adalah hal yang wajar, jadi bersikaplah fleksibel dalam menilai kemajuan perkembangan bayi anda.

Bayi pada umumnya, akan melalui tahapan perkembangan bayi sesuai umurnya.

Untuk mengenali perkembangan bayi anda adalah sebagai berikut :

Bayi berumur 1 bulan

Umumnya bayi berumur 0 – 1 bulan lebih banyak tidur di kesehariannya, ia akan menangis di saat lapar dan hanya bangun untuk diberikan ASI / botol susu untuk dihisap. Gerakan-gerakan yang dilakukan merupakan gerakan refleks.

Bayi berumur 2 bulan

Memiringkan kepala ke kanan/kiri, bisa tersenyum, melihat dan mengikuti wajah seseorang yang mengasuh/menggendongnya & mengeluarkan suara oh dan ah.

Bayi berumur 3 bulan

Mengangkat kepala, menggenggam mainan dengan kedua tangannya. Melihat kesana-kemari, merespon, mencari sumber suara, dan menangis jika ditinggal.

Bayi berumur 4 bulan

Bisa tengkurap, sudah dapat memegang benda yang ditaruh di tangannya. Dapat menggeser tubuhnya untuk mencapai dan meraih benda, memasukkan kedalam mulutnya. Sudah mulai mengoceh dan tertawa.

Bayi berumur 5 bulan

Senang bermain dengan mainannya dan menangis jika mainnya diambil . Berhenti menangis apabila mendengar suara ibunya. Tersenyum dan mengoceh untuk menarik perhatian

Bayi berumur 6 bulan

Bisa berguling, pindah posisi dari tengkurap ke telentang  dan sebaliknya. Bisa duduk sendiri tanpa disangga punggungnya, apabila didudukkan. Senang menjatuhkan mainannya dan mulai banyak mengeluarkan suara.

Bayi berumur 7 bulan

Mengangkat badannya dengan tangan dan lutut. Menggeser badannya mundur ke belakang atau maju ke depan. Apabila ada mainan yang disukainya, akan dibawanya terus dan jika mainannya diambil akan marah.

Saat bayi berumur 8 bulan

Sudah dapat merangkak, bisa duduk tanpa bantuan. Memegang botol susunya dan bisa minum sendiri. Akan berteriak memanggil orang di sekitarnya.

Saat bayi berumur 9 bulan

Dapat berdiri saat tangannya dipegangi meskipun hanya beberapa detik. Dapat duduk sendiri dan bisa mengerti satu-dua kata dan bila diperintah dia akan bereaksi.

Bayi berumur 10 bulan

Bisa duduk sendiri tanpa bantuan. Merangkak dengan baik, belajar berjalan dengan bantuan atau merambat di tembok. Mulai bisa mengeluarkan kata-kata “Mama, Papa”.  Mengerti dan melakukan sesuatu yang diperintahkan . Menunjukkan sikap takut terhadap orang  asing yang tidak pernah dia lihat/tidak dikenal.

Bayi berumur 11 bulan

Berjalan jika dipegangi kedua tangannya. Mulai dapat berdiri lama dan mengubah posisi berdiri menjadi duduk tanpa bantuan. Lebih banyak mengerti kata-kata yang diucapkan orang disekitarnya.

Bayi berumur 12 bulan

Meskipun langkahnya belum stabil, bayi di usia ini mulai aktif berjalan, banyak bermain dengan mainan yang disukainya. Karena asyik dengan mainan kesukaannya, dia akan menolak apabila ditidurkan & mulai bisa berbicara 2 – 3 kata.

Tips Agar Anak Pintar dan Cerdas


Tips Agar Anak Pintar dan Cerdas

Tips agar Anak Pintar. Hmmm…sepertinya ini merupakan topik yang menarik bagi orang tua. Kepintaran seseorang merupakan anugerah dari Tuhan.
Namun, kita para orang tua juga dapat mengupayakan agar anak pintar dengan menciptakan lingkungan yang mendukungnya.

Agar anak pintar, banyak cara yang dapat kita lakukan, beberapa diantaranya adalah:

1. Lakukan permainan yang mengajak berpikir

Misalnya dengan mengajak bermain catur atau teka-teki silang selain menyenangkan juga mendukung strategi berpikir anak-anak, bagaimana cara menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan yang kompleks. Bagi anak usia balita bisa juga diajak bermain yang bersifat edukatif seperti bermain puzzle.

2. Ajaklah untuk Mengenal Musik

Agar anak pintar, ajaklah bermain music. Bermain musik merupakan cara yang menyenangkan untuk merangsang pertumbuhan otak kanan.

3. Berikan ASI

Ternyata, makanan otak yang paling dasar adalah ASI. Berbagai penelitian secara konsisten terus menunjukkan begitu signifikannya keuntungan ASI yang behubungan dengan pertumbuhan bayi. dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi ASI hanya beberapa bulan saja, anak yang mengkonsumsi ASI eksklusif memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi.

4. Biasakanlah Berolahraga

Ajaklah anak untuk beraktifitas fisik agar anak pintar. Semakin bugar badan seorang anak maka kemampuan otaknya dalam menerima pelajaran juga meningkat. Bimbinglah agar anak mau turut dalam kegiatan fisik atau olahraga sesuai dengan minatnya.

5. Jauhkan makanan cepat saji

Memberikan makanan bergizi tinggi adalah sangat baik untuk perkembangan mental anak usia dini serta berfungsi dalam perkembangan motorik anak pada usia 1-2 tahun pertama. Misalnya anak-anak memerlukan zat besi untuk perkembangan jaringan otak yang sehat, anak yang kekurangan zat besi akan lambat dalam menerima rangsangan. Untuk itu, hindari makanan cepat saji yang kandungan gizinya tidak seimbang.

6. Kembangkanlah rasa ingin tahu

Agar merangsang anak untuk berpikir, orang tua harus mengembangkan rasa ingin tahunya pada anak sehingga mendorong anak untuk mencari ide-ide baru. Dengan Mengajarkan anak keterampilan baru serta pendidikan di luar rumah juga bisa mengembangkan rasa ingin tahu anak dan intelektualnya.

7. Ajak Anak Agar Gemar Membaca

Agar anak pintar, ajaklah anak untuk mencintai membaca. Karena, membaca adalah cara yang paling mudah untuk meningkatkan pembelajaran dan perkembangan kognitif anak-anak dari segala usia. Mulailah dengan sering membacakan anak dongeng sebelum tidur dan sering-seringlah memberikan anak hadiah buku yang bisa menarik perhatiannya.

8. Berikan Kepercayaan Diri

Orang tua sebaiknya selalu memberikan semangat dan optimisme kepada anak-anak. Ajaklah anak untuk ikut kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tim.

9. Berikan Sarapan yang Sehat

Anak-anak yang tidak sarapan lebih mudah marah dan kurang konsentrasi pada waktu belajar, sementara anak yang sarapan akan tetap fokus dan bergerak selama jam sekolah. Untuk itu, awali hari mereka dengan sarapan yang sehat, agar anak pintar dan cerdas.

ternyata bayi memiliki kemampuan luar biasa


TERNYATA ANAK BAYI MEMILIKI KEMAMPUAN LUAR BIASA!

Banyak hal yang tidak bisa kita pahami dari anak bayi. Meksipun kita sebagai orang tuanya. Kebanyakan kita hanya menduga – duga setiap feed back yang diberikan oleh anak bayi atas apa yang diberikan oleh orang – orang disekitarnya.

Ternyata, anak bayi memiliki kemampuan yang luar biasa, yang pada kenyataannya akan hilang saat anak bayi menjadi dewasa.

1.  Memproses data dalam kecepatan tinggi

Keren yaahh..kita tidak pernah tahu bahwa otak anak bayi yang kecil bekerja lebih keras dan cepat daripada orang dewasa.Anak bayi terlahir dengan 100 triliun neuron, dank arena segala seuatunya  masih baru, otak itu akan terus memproses dunia disekitar mereka. Kemampuan ini akan hilang ketika menginjak umur 5 tahun, dan hanya yang sering digunakan saja yang akan tetap bertahan
Orang dewasa bisa berusaha mendapatkan kemampuan ini kembali dengan bertindak seperti anak bayi, caranya dengan laitah otak, yang bisa dilakukan dengan main game papan atau solitaire yang akan membantu restrukturisasi otak sehingga membuat otak lebih tajam dan cepat.

2. Irama yang tepat

Periset membuktikan bahwa ketika anak bayi yang berumur beberapa hari dimaikan ketukan ritmik, teknik imaging otak mengungkapkan, bahwa semua anak bayi tahu ketika pukulan dihentikan bahkan hanya dalam hitungan detik. Para ahli menduga ini dikarenakan anak bayi terbiasa dengan denyut ibu ketika dalam kandungan, yang ini berarti bahwa setiap manusia dilahirkan dengan ketukan. Hanya saja kemampuan ini akan hilang jika tidak terkespos lagi.
Orang dewasa bisa mendapatkan kemampuan indra irama lagi dengan mendengarkan music dengan ketukan yang mantap.

3.  Membaca bibir

Anak bayi mungkin belum bisa bicara, tapi mereka tahu apa yang diucapkan oleh ayah, ibu atau orang – orang di sekitarnya. Studi – studi menunjukkan, anak bayi dapat membedakan bunyi seperti ee dan ah hanya dengan membaca bibir seseorang. Padahal orang yang berlatih membaca bibirpun hanya memiliki tingkat kesuksesan 50 % saja.
Untuk bisa memiliki kemampuan tersebut bagi orang dewasa, matikan volume acara yang pernah anda tonton sebelumnya. Konsentrasi melihat, karena itu bisa membantu anda menemukan kembali kemampuan membaca bibir yang bisa digunakan untuk memahami orang bahkan ketika anda tidak bisa mendengar mereka.
Luar biasa yaa..ternyata ketika kita menjadi anak bayi – pun sudah memiliki kemampuan  luar biasa, yang meskipun mungkin hilang karena factor kebiasaan dan perkembangan umur kita, bisa kita dapatkan lagi dengan latihan –latihan yang rutin. Selamat mencoba dan menemukan kembali kemampuan luar biasa kita sebagai anak bayi lagi yaahh… :)


Mengetahui Tahap Perkembangan Bayi Dan Bayi Sehat Sesuai Umurnya


Mengetahui Tahap Perkembangan Bayi Dan Bayi Sehat Sesuai Umurnya

Mengetahui Tahap Perkembangan Bayi Dan Bayi Sehat Sesuai Umurnya tentu sangat penting bagi ibu ibu, terutama bagi yang mungkin baru mempunyai anak pertama. Berikut adalah tahap perkembangan bayi baru lahir sampai 12 bulan dan bayi sehat pada umumnya. Namun tahap perkembangan bayi berbeda beda satu dengan yang lain, sehingga acuan ini bisa digunakan untuk memantau dan mengetahui tahap perkembangan bayi dan bayi sehat pada umumnya yach…
Selama 9 bulan bayi berada dalam rahim ibu yang tentunya hangat dan nyaman, tidak heran jika pada minggu pertamanya bayi akan menghabiskan waktunya untuk tidur.Bukan hal yang aneh, karena tidur bayi ini pun adalah cara bayi untuk membiasakan diri menyesuaikan dan mengenal dunia barunya, dan tentunya ini menjadi masa perkenalan juga dengan ibunya.
Setiap bayi dilengkapi dengan gerakan refleks yang alami. Gerakan ini menjadi cara bayi untuk dapat menyesuikan diri terhadap lingkungan sekitarnya di awal awal kehidupannya. Misalnya saja ketika ibu menyentuh telapak tangan si bayi pasti secara insting bayi pun akan menoleh bahkan mencoba menggenggam jari ibu, atua saat ibu mencoba menaruh sesuatu kemulutnya pasti dia akan mencoba untuk menghisapnya.

Yukkk sekarang kita mulai bahas mengetahui tahap perkembangan bayi dan bayi sehat sesuai umurnya tentunya smoga bisa digunakan sebagai acuan ibu dan ibu ibu muda yach…..

Usia 0-3 bulan :

Pada tahap ini gerakan reflek bayi akan sedikit demi sedikit menghilang. Hilangnya gerakan refleks pada bayi ini akan di ganti dengan tahap muncilnya gerakan motorik kasar. Biasanya bayi  mulai bisa menatap, senyum, dan sudah mulai mengeluarkan suara. Terkadang juga mengangkat kepala jika bayi mulai tengkurap.

Usia 4-6 bulan :

Diusia ini mengetahui tahap perkembangan bayi dan bayi sehat sesuai umurnya bayi sudah bisa tengkurap y ibu…selain itu bayi juga sudah bisa bermain denga kedua tangannya,memasukannya kedalam mulut, tertawa, bergurau, guling gulingkan badanya, berusaha meraih menyentuh atau mengambil mainan, juga sudah dapat membedakan suara dan mencari sumber suara loh Bu. Selain Itu bayi juga bayi mulai belajar memindahkan mainan dari tangan satu ke tangan yang lainnya.

Usia 7-8 bulan :

Diusia ini Bayi ibu tentu sudah semakin menggemaskan yach….tingkah polahnya lucu sekali, berasa kangen dia terus…:D. Sekarang bayi ibu sudah bisa membalikan badan, bermain dengan tangan dan kakinya, mulai senang mengoceh, belajar duduk, memperhatikan gerak gerik orang-orang disekitarnya, merangkak, dapat berdiri tegak apabila dipegang, dan juga sudah bisa diajak Ciluk Ba lo ibu…

Usia 10-12 bulan :

Diusia ini bayi ibu sudah mulai belajar berbicara bisa mengucapkan 1 sampai 2 suku kata misalnya “ mama” atau “ papa”, merangkak dengan cepat, belajar berdiri sendiri dengan berpegangan, memegang benda dengan lebih kuat daripada sebelumnya, belajar berjalan kesamping atau merambat dengan berpegangan atau malah bisa berjalan sendiri…mengagunmkan kan Bu…
Nah demikian ibu Mengetahui Tahap Perkembangan Bayi  Dan Bayi Sehat Sesuai Umurnya penting kiranya. Seperti  kata saya diatas tadi setiap bayi mempunyai tahap tahap perkembangan yang berbeda, namun setiap ibu haruslah tahu tahap demi tahap umum pada bayi agar ibu selalu bisa menstimulasi tiap perkembangan bayi ibu…

tahap perkembangan bayi


Tahap Perkembangan Bayi yang Baru Lahir


Kebanyakan ibu merasa kewalahan menghadapi Tahap Perkembangan Bayi yang baru lahir. Terutama pada ibu baru yang melahirkan anak pertamanya.
Pada minggu – minggu pertama, sang ibu baru tentu sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari suami dan keluarganya karena suasana rumah yang akan mendadak menjadi heboh oleh suara tangisan bayi, ibu yang terlalu lelah karena harus begadang setiap malam, dan berbagai kehebohan lainnya.
Hal ini wajar karena, masa ini adalah masa adaptasi serta perkenalan antara ibu dan bayi dan juga anggota keluarga lainnya.
  • Cara Bayi Baru Lahir Berkomunikasi

Karena bayi yang baru lahir belum bisa apa – apa, tentu saja satu – satunya cara yang digunakannya dalam berkomunikasi secara efektif adalah dengan menangis. Bayi akan menangis ketika ia lapar, haus, tidak nyaman karena popoknya basah atau kotor, dan lain sebagainya. Dengan menangis, tentu saja si bayi akan mendapatkan respon yang cepat dari ibu dan juga orang – orang sekitarnya. Dengan begitu, ibu juga bisa mulai mempelajari tentang beda tangisan si kecil. Tangisan saat lapar atau kapan bayi tersebut ingin tidur.
  • Gerakan Refleks Bayi Baru Lahir

Meski tampaknya ia belum bisa apa – apa, bayi yang baru lahir juga bisa melakukan gerakan refleks untuk menyesuaikan diri pada orang – orang dan lingkungan sekitarnya. Gerakan – gerakan refleks tersebut seperti tangannya yang langsung menggenggam ketika jari kita menyentuhnya, lidahnya yang langsung ingin menjilat dan menghisap ketika kita dekatkan sesuatu ke bibirnya, serta kepalanya yang langsung menoleh ketika pipinya disentuh. Gerakan – gerakan refleks tersebut tentunya akan berkembang seiring dengan berkembangnya Tahap Perkembangan Bayi ibu.
  • Bagaimana Bayi Baru Lahir Melihat

Di awal kehidupannya, si kecil tentu saja belum memiliki indera penglihatan yang sempurna. Penglihatannya masih kabur dan tidak jelas, hanya di jarak kurang dari 25 cm saja ia bisa melihat wajah anda. Namun, hari demi hari penglihatannya akan semakin jelas dan akan menjadi jelas di usia 3 – 6 bulan. Si kecil akan semakin jelas melihat dunianya dalam bentuk tiga dimensi setelah berumur kurang lebih 8 bulan setelah sebelumnya ia mengenali orang – orang di sekitarnya melalui suara, bau, suara degub jantung, dan cara menyentuh atau menggendong.
sumber http://berbinarbinar.com/tips-kesehatan/tips-kesehatan-anak/tahap-perkembangan-bayi-yang-baru-lahir.html

Tumbuh Kembang Anak Balita


Mencermati Tumbuh Kembang Anak Balita

Cermatilah tumbuh kembang anak balita anda, sehingga anak bisa mendapatkan stimulasi yang tepat dari orang tua dan dapat segera ditangani apabila ada masalah.
Istilah “tumbuh” biasanya digunakan sebagai acuan untuk aspek-aspek fisik yang mengalami perubahan, seperti tinggi badan, berat badan, dan lainnya. Sedangkan istilah “kembang” digunakan sebagai bahan acuan untuk aspek-aspek psikologis, seperti kognisi ataupun sosioemosional. Peran perubahan fisik dan psikologis pada tumbuh kembang anak adalah sama pentingnya.
Pada rentang usia tertentu seorang anak diharapkan bisa memiliki kemampuan tertentu, misalnya pada usia 8-9 bulan dapat duduk sendiri atau sudah bisa berjalan di usia 12-13 bulan. Akan tetapi setiap anak adalah unik, ada area-area dimana perkembangannya lebih maju, dan ada pula area dimana dia lebih tertinggal. Pada dasarnya ada 4 aspek tumbuh kembang anak, yaitu 1.fisik-motorik, 2.kognitif dan emosi, 3.bahasa/bicara, dan 4.sosial.
Orang tua sangat diharapkan memiliki dasar pengetahuan agar dapat mendeteksi jika ada masalah dalam tumbuh kembang anak, caranya bisa dengan mencocokkan perkembangan yang sudah dicapai si anak dengan tugas-tugas perkembangan yang harusnya sudah dikuasainya. Pengetahuan itu juga memungkinkan si anak mendapatkan stimulasi perkembangan secara optimal.
Orang tua harus mengkonsultasikan kepada ahlinya jika sang anak mengalami gangguan. Umumnya bila anak mengalami keluhan fisik (pertumbuhan), orangtua perlu mendatangi dokter terlebih dahulu (dokter anak atau dokter umum), jika keluhannya psikologis (perkembangan), seperti tidak bisa diam, perhatiannya kurang, atau tidak bisa bermain dengan anak sebayanya, maka orang tua perlu mendatangi psikolog. Kadang kala faktor fisik dan psikologis ini juga saling mempengaruhi. Karena itu orang tua bisa mendapatkan penjelasan dan mengetahui langkah lebih lanjut dari ahlinya.
1. Pertumbuhan fisik-motorik: Pertumbuhan fisik anak saat usia-usia awal perlu dimonitor, kurang optimalnya pertumbuhan menandakan ada sesuatu pada diri anak. Tumbuh kembang anak pada aspek fisik mencakup Berat Badan, Tinggi Badan, Lingkar Kepala, dan Tonus Otot. Sedangkan Perkembangan motorik dibagi menjadi motorik kasar, yaitu gerakan fisik yang memerlukan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Motorik Halus berkaitan dengan perkembangan fleksibilitas tangan dan jari jemari untuk melakukan aktivitas seperti menyuapkan makanan ke mulut, menggambar, menulis, berpakaian, ataupun permainan yang membutuhkan koordinasi tangan, juga termasuk koordinasi otot-otot kecil di daerah oral, seperti lidah, bibir, dan otot pipi.
2. Perkembangan Kognitif dan Emosi: Proses kognitif merupakan proses seseorang memperoleh pengetahuan tentang dunia, yang meliputi proses berpikir, belajar, menangkap, mengingat, dan memahami. Perkembangan kognitif adalah pertumbuhan dan perkembangan kapasitas intelektual. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam perkembangan kognitifnya adalah Lingkungan, dimana lingkungan yang penuh kasih dan cukup rangsangan kemungkinan besar akan meningkatkan taraf kecerdasan anak, lalu Kematangan, dimana perkembangan susunan saraf yang matang akan menjdikan fungsi-fungsi oran tubuh/indra lebih sempurna, serta Pengaruh sosial, dimana hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, seperti pengasuhan, pendidikan akan memberikan pengaruh pada perkembangan kognitif anak. Perkembangan emosi dimulai sejak anak lahir hingga besar. Anak mengembangkan emosinya melalui pengalaman yang didapat dengan berinteraksi dengan orang di sekitar dan lingkungannya. Reaksi emosi itu antara lain: Takut, Cemas, Marah, Cemburu, Iri hati, Sedih, Sayang, dan Gembira.
3. Perkembangan Bahasa: kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya, bahkan yang abstrak dan kompleks sekalipun, melalui rangkaian kata bermakna sehingga dapet dipahami oleh lingkungannya. Kemampuan ini sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Oleh karena itu sering-seringlah mengajak anak berbicara agar kemampuan bahasanya berkembang. Dengan menguasai bahasa, anak mengerti aturan berkomunikasi yang akan berguna sampai dewasa, termasuk tata cara dan sopan santun berbahasa.
4. Perkembangan Sosial: perkembangan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dan mengembangkan tingkah laku sosialnya agar dapat bersosialisasi dengan baik. Perkembangan ini mencakup 4 hal, yaitu: kemampuan Interpersonal, yang merupakan keterampilan yang digunakan dalam interaksi sosial, seperti bersahabat, menolong, menerima dan memberi pujian, lalu kemampuan untuk diterima teman sebaya, keterampilan mengatur diri sendiri dalam situasi sosial, serta keterampilan berkomunikasi untuk menjalin hubungan baik dengan menjadi pendengar yang responsif, memberi perhatian, dan lainnya. Sejak umur setahun, orang tua dapat mengajarkan pada anak keterampilan sosial dengan cara memberikan contoh langsung, seperti mengucapkan terima kasih, meminta tolong, mengantre, mengucapkan permisi, berbagi, serta belajar untuk meminta maaf.
sumber :http://berbinarbinar.com/tips-kesehatan/tips-kesehatan-anak/mencermati-tumbuh-kembang-anak-balita.html

Blog Archive